Rooma21 Blog

Belum login? Masuk untuk akses penuh

Pencarian

Akun

Login Daftar

Dari Automation ke Agentic AI: Perjalanan Mesin Menuju Kemandirian

08 October 2025
150 views
Dari Automation ke Agentic AI: Perjalanan Mesin Menuju Kemandirian

Sebelum Agentic AI, Sejarah Lahirnya Automation System

Rooma21.com, Jakarta – Bayangkan sebuah pabrik mobil di awal abad ke-20. Puluhan pekerja berdiri berjajar, masing-masing hanya mengerjakan satu bagian kecil: ada yang memasang baut, ada yang mengecat, ada yang memeriksa roda. Pekerjaan mereka berulang setiap jam, setiap hari, tanpa henti. Lama-kelamaan, muncul pertanyaan: “Apakah semua pekerjaan monoton ini harus terus ditanggung manusia?” Dari sinilah ide automation lahir—sebuah konsep yang menjadi langkah awal dari evolusi panjang menuju teknologi Agentic AI.

Ilustrasi panorama evolusi automation dari era industri hingga era data yang melahirkan Agentic AI.
Perjalanan Panjang Automation: Dari Otot ke Otak.

Seiring waktu, automation tidak hanya menjadi solusi di pabrik. Mesin ketik listrik menggantikan ribuan tulisan tangan, ATM menggantikan sebagian pekerjaan teller bank, bahkan lift otomatis membuat gedung bertingkat bisa diakses tanpa operator. Intinya, automation lahir dari kebutuhan manusia untuk mengatasi keterbatasan tenaga, waktu, dan ketelitian. Dan tren ini terus berkembang mengikuti zaman: dari revolusi industri, ke era digital, hingga sekarang menuju agentic AI.

Artikel ini mengupas perjalanan evolusi teknologi dari automation tradisional—yang hanya bisa menjalankan instruksi berulang—hingga lahirnya agentic AI yang mampu berpikir, beradaptasi, dan mengambil keputusan sendiri. Kita akan melihat bagaimana automation awal bekerja di pabrik dan layanan sederhana, transisi ke AI berbasis data yang lebih cerdas, hingga lonjakan besar menuju agentic AI yang kini mulai dipakai di keuangan, kesehatan, hingga industri properti. Selain itu, artikel ini juga membahas pandangan para pakar, peluang bisnis, serta tantangan etis dari hadirnya agen digital yang semakin mandiri.

Tren Kebutuhan Automation dari Masa ke Masa

Automation lahir bukan sekadar ide teknis, tapi sebagai jawaban atas tuntutan zaman. Setiap era punya tantangannya sendiri, dan dari sanalah kebutuhan automation terus berkembang.

Ilustrasi berlapis tentang tren kebutuhan automation dari masa ke masa yang mendorong lahirnya Agentic AI.
Setiap Era Punya Tantangannya Sendiri.

Pada masa Revolusi Industri, tantangan utamanya adalah produksi massal. Permintaan barang melonjak, sementara tenaga manusia terbatas. Mesin uap, jalur perakitan, dan sistem conveyor belt menjadi solusi agar produksi bisa berjalan lebih cepat dan konsisten. Automation di fase ini berfokus pada tenaga fisik, menggantikan otot manusia dengan kekuatan mesin.

Memasuki era pasca perang dunia, dunia beralih ke efisiensi dan standarisasi. Pabrik mobil Ford, misalnya, menggunakan automation sederhana untuk menekan biaya dan menghasilkan produk seragam dengan kualitas stabil. Di sini automation tidak hanya soal mempercepat, tapi juga soal menjaga konsistensi.

Lalu saat era digital tiba, kebutuhan automation meluas ke sektor jasa dan informasi. Perbankan memperkenalkan ATM untuk melayani nasabah 24 jam, perusahaan logistik mulai mengandalkan sistem komputer untuk melacak paket, bahkan rumah tangga mengenal mesin cuci otomatis yang menghemat waktu kerja domestik. Automation tak lagi sekadar urusan pabrik, tapi mulai masuk ke kehidupan sehari-hari.

Kini di era internet dan data besar, tantangannya bukan lagi sekadar mengulang pekerjaan, melainkan mengelola kompleksitas. Perusahaan e-commerce harus menangani jutaan transaksi per detik, layanan transportasi online harus mengatur ribuan driver dalam satu kota, dan rumah sakit butuh sistem digital untuk mengolah rekam medis pasien dalam skala masif. Semua ini mendorong lahirnya automation yang lebih cerdas, membuka jalan menuju AI modern dan agentic AI.

Automation Generasi Awal: Dari Mesin Fisik ke Digital Sederhana

Automation pada generasi awal masih sederhana dan sangat terikat pada instruksi kaku. Mesin hanya melakukan apa yang diprogram, tanpa kemampuan improvisasi. Meski terbatas, pada masanya ini sudah dianggap revolusioner.

Contoh automation generasi awal seperti jalur perakitan dan ATM, teknologi dasar sebelum era Agentic AI.
Mesin yang Hanya Tahu Satu Perintah: Ulangi.

Di pabrik, jalur perakitan otomatis seperti yang dipopulerkan Henry Ford pada awal 1900-an menjadi tonggak sejarah. Dengan conveyor belt, mobil bisa diproduksi dalam waktu lebih singkat dan biaya lebih murah, sekaligus mengurangi beban kerja fisik manusia. Mesin ini tidak perlu berpikir—cukup mengulang pola yang sama ribuan kali.

Di sektor jasa, contoh paling ikonik adalah ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Mesin ini menggantikan sebagian pekerjaan teller bank dengan instruksi sederhana: tarik uang, cek saldo, setor tunai. Tidak ada improvisasi, tidak ada adaptasi—hanya tugas berulang yang diprogram dengan ketat.

Automation generasi awal juga muncul dalam bentuk mesin ketik listrik, telepon otomatis, hingga lift dengan panel tombol. Semuanya bekerja dengan prinsip yang sama: memindahkan tugas repetitif manusia ke mesin, agar lebih cepat, lebih praktis, dan lebih konsisten.

Namun di balik kesuksesannya, automation generasi awal memiliki keterbatasan besar. Mesin tidak bisa menyesuaikan diri jika ada perubahan kondisi. Conveyor belt berhenti kalau ada satu komponen yang macet. ATM tidak bisa menjawab pertanyaan nasabah di luar menunya. Artinya, manusia tetap harus hadir untuk mengawasi, memperbaiki, dan mengambil keputusan.

Halaman 1 dari 3
1 2 3
Bagikan:

Artikel Digital Technology

Lihat Semua
Avatar Djoko Yoewono
Djoko Yoewono
Penulis Rooma21 17 artikel
Lihat Profil
Djoko Yoewono
+

Komentar

Memuat komentar...

Jangan Ketinggalan Info Properti Terbaru!

Dapatkan berita, tips, dan penawaran eksklusif langsung ke email Anda.