Rooma21 Blog

Belum login? Masuk untuk akses penuh

Pencarian

Akun

Login Daftar

Dari Automation ke Agentic AI: Perjalanan Mesin Menuju Kemandirian

08 October 2025
152 views
Dari Automation ke Agentic AI: Perjalanan Mesin Menuju Kemandirian
/p>

Keterbatasan inilah yang kemudian membuka jalan ke tahap berikutnya: bagaimana jika mesin tidak hanya mengeksekusi, tetapi juga belajar dan menyesuaikan diri? Dari pertanyaan ini, lahirlah era AI adaptif berbasis data.

Dari Automation ke AI Adaptif: Ketika Mesin Belajar dari Data

Setelah puluhan tahun berjalan dengan pola kaku, muncul pertanyaan besar: “Bisakah mesin tidak hanya mengikuti instruksi, tapi juga belajar dari pengalaman?” Dari sinilah era baru dimulai, ketika data menjadi bahan bakar utama.

Transisi dari automation kaku ke AI adaptif yang belajar dari data, sebuah langkah penting menuju Agentic AI.
Ketika Mesin Mulai Belajar dari Data.

Automation generasi lama hanya tahu jika A maka B. Tapi dunia nyata terlalu rumit untuk sekadar diatur dengan aturan statis. Misalnya, bagaimana sistem perbankan bisa mendeteksi transaksi mencurigakan? Polanya tidak selalu sama. Atau bagaimana e-commerce tahu produk apa yang paling mungkin kita beli berikutnya? Jawabannya adalah machine learning—mesin yang mampu menemukan pola dari data dalam jumlah besar, lalu menyesuaikan tindakannya berdasarkan pola tersebut.

Contohnya jelas dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Netflix dan Spotify: mampu merekomendasikan film atau musik sesuai selera kita, hasil dari algoritma yang “belajar” dari preferensi jutaan pengguna.
  2. Google Maps: bukan hanya menunjukkan jalan, tapi juga memperkirakan waktu tempuh berdasarkan data lalu lintas real-time.
  3. Perbankan digital: sistem fraud detection yang secara otomatis menandai transaksi janggal, meski belum pernah diprogram sebelumnya.

Dengan machine learning, automation berubah dari sekadar eksekutor menjadi sistem adaptif. Mesin kini bisa membuat prediksi, memberi rekomendasi, bahkan mengambil keputusan sederhana. Inilah fase ketika AI mulai masuk ke ranah bisnis, kesehatan, transportasi, hingga hiburan.

Namun, meski sudah lebih cerdas, AI adaptif ini masih terbatas. Ia bisa mengenali pola dan memberi saran, tapi belum sepenuhnya mandiri. Mesin ini tidak punya tujuan sendiri, ia hanya merespons berdasarkan data yang ada. Untuk mencapai lompatan berikutnya, dibutuhkan AI yang bukan hanya reaktif, tapi juga proaktif dan agentic—yang mampu merencanakan, memilih, dan bertindak seolah menjadi agen digital.

Munculnya Agentic AI: Bedanya Apa dengan Automation Biasa?

Perbandingan visual antara robot automation biasa yang repetitif dengan Agentic AI yang mampu membuat keputusan mandiri.
Bukan Sekadar Eksekutor, Tapi Pengambil Keputusan.

Automation biasa—baik yang mekanis maupun berbasis data—hanya tahu satu hal: menjalankan instruksi. Meski machine learning membuat mesin lebih cerdas dengan kemampuan memprediksi, tetap saja ia bekerja dalam batasan data dan perintah yang diberikan.

Agentic AI membawa konsep baru: mesin yang bertindak layaknya agen mandiri. Bukan hanya mengeksekusi, tapi juga:

  • Memahami tujuan: tidak sekadar menjalankan perintah, tapi bisa menafsirkan apa yang sebenarnya diinginkan pengguna.
  • Membuat rencana: menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan, bahkan jika kondisinya berubah di tengah jalan.
  • Mengambil keputusan: memilih strategi terbaik dari beberapa opsi, berdasarkan konteks real-time.
  • Belajar berkelanjutan: bukan hanya dari data historis, tapi juga dari interaksi yang sedang berlangsung.

Contohnya, bayangkan perbedaan ini:

  • Chatbot tradisional hanya bisa menjawab FAQ sesuai skrip.
  • Agentic AI di layanan pelanggan bisa memahami niat pengguna, mencari solusi paling relevan, bahkan menawarkan opsi tambahan seperti mengatur jadwal teknisi atau memberikan diskon tanpa harus menunggu supervisor.

Atau dalam bisnis logistik:

  • Automation biasa hanya mengoptimalkan rute yang sudah ada.
  • Agentic AI bisa mendeteksi gangguan di lapangan, lalu secara proaktif mencari rute baru atau bahkan mengganti vendor untuk memastikan barang sampai tepat waktu.

Inilah lompatan besar: dari mesin sebagai eksekutor, menjadi mesin sebagai mitra pengambil keputusan. Tidak heran kalau banyak pakar menyebut agentic AI sebagai “co-pilot” manusia di berbagai bidang.

Contoh Praktis Agentic AI dalam Kehidupan Sehari-hari

Berbagai contoh praktis penerapan teknologi Agentic AI dalam kehidupan sehari-hari seperti di layanan pelanggan dan keuangan.
Agentic AI Sudah di Sekitar Kita, Tanpa Disadari.

Meski istilah agentic AI terdengar futuristis, kenyataannya teknologi ini sudah mulai dipakai di banyak bidang, seringkali tanpa kita sadari. Bedanya dengan automation biasa, agentic AI mampu bergerak lebih jauh: memahami konteks, membuat rencana, dan bertindak layaknya asisten pribadi yang punya inisiatif.

Halaman 2 dari 3
1 2 3
Bagikan:

Artikel Digital Technology

Lihat Semua
Avatar Djoko Yoewono
Djoko Yoewono
Penulis Rooma21 17 artikel
Lihat Profil
Djoko Yoewono
+

Komentar

Memuat komentar...

Jangan Ketinggalan Info Properti Terbaru!

Dapatkan berita, tips, dan penawaran eksklusif langsung ke email Anda.