Rooma21.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program 3 juta rumah sebagai solusi atas krisis perumahan yang kian mengkhawatirkan.
Sebagai tambahan informasi, menurut Djoko Yoewono (25/04/2025), program ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi backlog perumahan nasional.
Berdasarkan data BPS tahun 2023, hampir 10 juta keluarga di Indonesia belum memiliki rumah yang layak huni. Oleh sebab itu, program ini hadir sebagai angin segar bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini kesulitan mengakses perumahan terjangkau.
Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Skema ini dirancang untuk menawarkan bunga ringan dan tenor panjang, sehingga masyarakat dapat membeli rumah dengan cicilan yang lebih terjangkau dan tidak memberatkan pengeluaran bulanan.
Baca Juga: Harga Properti Makin Mahal: Buy Now or Wait?
Namun demikian, implementasi program ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah kenaikan harga material bangunan, keterbatasan lahan strategis terutama di daerah perkotaan, serta birokrasi yang masih berbelit. Ketiga faktor ini dapat memperlambat pencapaian target pembangunan rumah secara nasional.
Sebagai respon terhadap tantangan tersebut, langkah-langkah strategis seperti pemetaan kebutuhan wilayah, penyederhanaan regulasi, dan jaminan mutu bangunan perlu segera diterapkan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Dengan demikian, program ini dapat berjalan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Baca Juga: Jakarta Garden City: The Best Township And Modern!
Tak kalah penting, edukasi keuangan kepada masyarakat juga harus ditingkatkan agar mereka siap secara finansial untuk memiliki rumah.
Di sisi lain, para pengembang properti menyambut baik inisiatif ini karena dinilai mampu menggerakkan roda industri properti nasional. Lebih dari itu, masyarakat kini memiliki harapan baru untuk hidup lebih layak dan sejahtera melalui kepemilikan rumah yang aman dan terjangkau.