Rooma21.com – Akhir tahun nanti, sektor properti khususnya ritel diprediksi belum akan ada mall atau pusat perbelanjaan terbaru di Jakarta. Selain itu, sektor makanan dan minuman masih menjadi penopang utama pertumbuhan industry ritel di Jakarta. Hal tersebut bisa dilihat dengan adanya pembukaan gerai-gerai baru di sejumlah mal di Jakarta.
Di sisi lain, masih banyak permintaan tenant di sektor fashion, kecantikan dan hiburan. Sejumlah merek global juga terus melakukan ekspansi pembukaan toko, terutama dimerek produk kecantikan.
Head of Research JLL, Yunus Karim mengungkapkan, hingga kuartal ketiga tahun 2023, JLL mencatat tak ada pasokan baru untuk sektor ritel di Jakarta. Dengan okupansi rata-rata saat ini berkisar 88%. Angka ini terus menurun sejak tahun 2013 yang tercatat mencapai 93%.
Lihat Juga: Dapatkan Informasi tentang seputar Real Estate, Mortgage & Realtor di Indonesia.
“Tingkat hunian pusat perbelanjaan saat ini tetap sehat di angka 88%. Hingga akhir tahun, diperkirakan tidak ada pusat perbelanjaan baru yang akan beroperasi,” katanya dalam acara Jakarta Property Market Update 3Q-2023, Rabu (18/10/2023). Di sisi lain, JLL melihat ada pertumbuhan tipis penyewaan mal-mal besar di Jakarta. Dengan pertumbuhan 1,45% secara kuartal ke kuartal.
Head of Office Leasing Advisory, Angela Wibawa mengatakan jika aktifitas mencari ruang perkantoran saat ini tetap aktif hal tersebut dilihat dari triwulan ketiga tahun 2023 yang berasal dari berbagai sektor, khususnya gedung yang lebih baru dan memiliki kualitas yang lebih baik.
“Beberapa tren yang masih berlangsung adalah perusahaan menerapkan strategi penghematan biaya sehingga tetap merumuskan formula yang tepat dalam menentukan besaran kebutuhan ruang perkantoran mereka. Dengan permintaan yang relatif terbatas, pemilik gedung menerapkan strategi-strategi untuk tetap kompetitif baik untuk mempertahankan maupun menaikkan tingkat hunian mereka” ungkapnya
Situasi ini secara umum membuat harga sewa masih tetap tertekan, akan tetapi kami mulai melihat beberapa gedung yang memiliki kualitas lebih baik dan tingkat hunian yang juga diatas rata-rata pasar, mulai menahan harga sewa mereka tetap stabil.
Dalam hal penjualan kondominium, Head of Advisory, Vivin Harsanto mengatakan bahwa penjualan di Jakarta relative masih belum pulih, hal tersebut terlihat ketika pengembang masih memanfaatkan peluang dengan meluncurkan proyek kondominium baru terutama di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara yang membuat aktifitas penjualan sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Iya berdasarkan data, terlihat dari penyerapan di kelas menengah dengan harga kurang dari 3 milyar rupiah. Beberapa proyek yang sedang konstruksi terlihat mengalami kemajuan, seiring dengan minat yang lebih besar dari calon pembeli terhadap proyek yang memiliki kepastian pembangunan. Keterbatasan pasokan baru masih diantisipasi menjelang pemilihan presiden tahun 2024, sehingga mendorong pendekatan “wait-and-see” dari pengembang dan pembeli.” Kata Vivin.
Sementara itu, dalam total investasi hotel di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 220 juta Dollar AS atau Setara Rp 3,46 triliun (kurs Rp 15.738).
“Para investor di Indonesia, yang didominasi oleh individu dengan kekayaan bersih tinggi (High Net Worth Individual) dan didorong oleh fundamental sektor hotel yang kuat, diperkirakan akan berkontribusi senilai 220 juta Dollar AS dalam transaksi hotel pada tahun 2023,” ujar Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group, Julien Naouri.
Menurutnya, nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yaitu sekitar 174 juta Dollar AS atau setara Rp 2,73 triliun (kurs Rp 15.738). Tetapi, khusus pada Kuartal Ketiga Tahun 2023, JLL mencatat tidak ada transaksi investasi hotel yang diselesaikan di Indonesia.
Sementara untuk tahun 2024, Indonesia diprediksi akan mencatatkan investasi hotel sebesar 260 juta Dollar AS atau setara Rp 4,09 triliun (kurs Rp 15.738).
“Kami mengharapkan peningkatan aktivitas pada investasi jual beli hotel pada akhir tahun 2023 dan 2024, terutama peningkatan untuk kelas luxury asset,” tukasnya. Secara umum, para investor hotel ini memusatkan perhatiannya di Jakarta atau Bali, karena keduanya merupakan tujuan investasi utama, termasuk di sektor perhotelan.
Tertarik Properti di Jakarta dan Bali
Secara umum, para investor hotel ini memusatkan perhatiannya di Jakarta atau Bali, karena keduanya merupakan tujuan investasi utama, termasuk di sektor perhotelan.
Kemudian dari sisi industri dan logistik, tingkat hunian pergudangan modern di Jabodetabek terpantau stabil di tingkat 88%, sama seperti triwulan sebelumnya Tingkat hunian terindikasi sehat meskipun terdapat tiga pasokan baru di area Jakarta dan Bekasi yang disertai permintaan yang didominasi oleh penyedia jasa logistik.
“Permintaan (pergudangan dan logistik umumnya datang) dari sektor automotif dan vendor electric vehicle yang terpantau meningkat. Kemudian diikuti oleh sektor manufaktur, fast moving consumer goods (FMCG), dan farmasi,” ungkap Farazia Basarah selaku Country Heada and Head of Logistics & Industrial JLL.
Selain sebagai penyimpanan, para penyewa dan sektor manufaktur juga kerap menggunakan ruang gudang sebagai area perakitan atau workshop. Di mana, hingga September 2023 Terdapat dua proyek yang masih dalam proses konstruksi yang berlokasi di Cikarang dan Depok. Kedua proyek ini direncanakan akan beroperasi total di akhir 2023. (Nabilla Chika Putri)
Berita Ini Merupakan Kerja Sama Antara Rooma21.com Dengan Property And Bank/Jurnalis Group
Sumber : Tak Ada Pasokan Baru, 3 Sektor Di Industri Properti Ini Terpantau Stabil