Propertynbank.com – Knight Frank Indonesia dalam risetnya Jakarta Property Highlight menyebutkan, rerata tingkat penyewaan sektor apartemen sewa di paruh pertama tahun 2022 tercatat sebesar 58,8%.
Menurut riset yang diterbitkan untuk semester 1/ 2022 itu, angka tersebut cenderung stagnan jika dibandingkan dari semester sebelumnya. Namun lebih baik 1,45% dibanding angka tahun sebelumnya. Jakarta Property Highlight juga mencatat pelemahan harga sewa sebesar -3,34% pada semester 1/ 2022.
Hal ini merupakan dampak dari pandemi terhadap sektor properti hunian sewa selama dua tahun terakhir. Pemicunya adalah banyak Warga Negara Asing (WNA) dan tenaga ahli dari berbagai perusahaan di Jakarta dan sekitarnya yang pergi atau pulang ke negara asalnya sehingga mengoreksi tingkat hunian apartemen sewa.
Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip mengatakan, ketahanan dari sektor apartemen sewa adalah dengan adanya berbagai inovasi layanan yang ditawarkan pengelola untuk terus bertahan seperti penerapan strategi paket sewa harian, short stay, dan staycation.
Meski demikian, kata Willson, sektor apartemen sewa juga mencatat pertumbuhan jumlah pasokan menjadi 9,348 pada paruh periode pertama di 2022. Future supply bahkan tercatat akan masuk sejumlah 56% tahun ini dari sejumlah total 1,619 unit hingga tahun 2025.
“Performa tahunan dari subsektor apartemen sewa di tahun ini seharusnya lebih baik dari tahun sebelumnya, dengan 83% future project yang berada dalam fase konstruksi memberikan sinyal dalam perbaikan performa sektor apartemen sewa tahun ini,” ujar Willson Kalip.
Perkantoran Terkoreksi
Untuk sektor perkantoran, riset Jakarta Property Highlight dari Knight Frank Indonesia menyatakan, di periode paruh pertama tahun 2022, tingkat hunian masih terus terkoreksi di kisaran 73,3%, bahkan terdapat lebih dari 90% proyek perkantoran yang terpaksa masih harus menahan kenaikan harga sewa.
Selain itu, riset tersebut juga mencatat tidak adanya penambahan pasokan baru bagi sektor perkantoran, sama seperti semester sebelumnya. Terdapat juga 2 gedung perkantoran yang pada akhirnya menghentikan operasionalnya dikarenakan proses renovasi.
“Walau dengan berbagai tantangan, pasokan gedung perkantoran tetap mengalami pertumbuhan stok ruang kantor baru sejumlah 7 proyek hingga 2023 dimana 2 diantaranya merupakan gedung yang tahun lalu sempat tertunda konstruksinya,” ujar Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor, Knight Frank Indonesia.
Menurut Syarifah, pelonggaran pembatasan interaksi membuka harapan berbagai sektor ekonomi untuk kembali menata pertumbuhannya, termasuk sektor perkantoran. Di skala regional, hal ini ditandai dengan meningkatnya tingkat hunian perkantoran di Asia Pasifik yang berkisar 1,9% (qoq).
“Namun, pola kembalinya para karyawan ke gedung perkantoran belum dapat cukup membantu meningkatkan pertumbuhan transaksi sewa ruang kantor, khususnya di area CBD (Central Business Disctrict) Jakarta, mengingat pola ini baru berlaku di tengah semester tahun 2022. Alhasil, sektor perkantoran masih menemui berbagai tantangan untuk bangkit,” tegas Syariaf.
Selain itu, Jakarta Property Highlight juga mencatat bahwa tren green building atau gedung perkantoran yang menerapkan konsep ESG (Environtmental, Social, and Governance) semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan tercatatnya sejumlah 76% stok gedung perkantoran baru yang akan masuk di perkantoran CBD Jakarta adalah gedung bersertifikat hijau. Sementara itu, beberapa sektor seperti (Infromation & Technology) IT, Fintech, Mining, Insurance, serta Agrobusiness saat ini menjadi penggerak transaksi utama di sektor perkantoran CBD Jakarta.
“Return to Office diperlukan dalam stagnasi pola kerja dalam 2 tahun terakhir. Hal ini karena ruang perkantoran menjadi etalase kolaborasi untuk mengasah profesionalisme pekerja, tentunya dengan dukungan ruang kantor yang fleksibel dan berkualitas,” tutup Willson Kalip, Country Head, Knight Frank Indonesia.
Sumber : Performa Apartemen Sewa dan Perkantoran Masih Tertahan