ROOMA21.COM – Kalangan milenial masih menjadi pasar terbesar dalam hampir semua bisnis saat ini, tak terkecuali sektor properti. Hal ini mendorong kalangan pengembang maupun perbankan sebagai penyedia kredit pemilikan rumah (KPR), terus melakukan inovasi sehingga kalangan milenial tertarik membeli properti, khususnya hunian.
Senior Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk, Melani Megawati mengatakan, data dari KPR BCA, sebanyak 55.1 persen debitur KPR BCA dalam tiga tahun terakhir adalah kalangan milenial. Sedangkan gen X mencapai 36,3 persen dan lainya 8,6 persen. Dari riset BCA ini diketahui juga bahwa para milenial melihat properti sebagai instrument investasi yang paling diminati, setelah tabungan dan deposito.
“Kalangan milenial sudah ingin memiliki properti sebelum mereka menikah, sementara jenis properti yang paling diminati adalah rumah baru dengan kisaran harga mulai Rp. 500jt hingga Rp. 1 miliar.
Lihat Juga: Dapatkan Informasi tentang seputar Real Estate, Mortgage & Realtor di Indonesia.
Fasilitas KPR BCA bagi kalangan milenial, 78 persen merupakan fasilitas KPR pertama dan 82 persen milenial melakukan KPR Pembelian, sementara 50 persen milenial memilih tenor kredit diatas 10 tahun,” ungkapnya dalam Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 yang berlangsung di Hutan Organik, Megamendung Bogor, Rabu, 13 Desember 2023.
Melani menambahkan, KPR BCA juga memberikan kemudahan kepada para milenial yang bekerja di sektor informal. Dia mencontohkan seperti youtuber, influencer, pekerja medsos, travel, open trip, dan pekerja informal lainnya, BCA sudah siapkan KPR untuk mereka. BCA juga memberikan beragam fasilitas bagi para milenial untuk mengakomodir gaya hidup yang serba digital. “Banyak pilihan seperti angsuran terencana dan flafon lebih besar atau angsuran lebih kecil bunga fix 5tahun,” tegasnya.
Potensi Kalangan Milenial Bagi Pengembang
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Ikang Fawzi mengatakan, potensi pasar milenial di Indonesia sangat besar. Dari 270 juta jiwa masyarakat Indonesia, sekitar 25% atau 48 juta jiwa merupakan generasi milenial berusia di antara 27-39 tahun dengan penghasilan Rp8,5 juta per bulan. Dimana 15 juta jiwa diantaranya berada di Jabodetabek.
Menurut Ikang, pasar milenial ini ada yang fresh graduate sampai yang sudah mature. Mereka punya penghasilan yang berbeda. Dengan penghasilan yang berbeda ini mereka bisa msuk ke produk-produk dengan harga Rp300 juta hingga Rp1 miliar.
“Pasar properti hunian di segmen menengah semakin diminati oleh generasi milenial dan first home buyers. Milenial bahkan berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan sektor properti saat ini dan di masa depan. Ditandai dengan minat generasi milenial untuk membeli properti yang semakin lama semakin menunjukkan peningkatan. Perbankan juga sudah banyak menyiapkan skim dan produk khusus milenial karena potensi KPRnya masih besar sekali,” jelas penyanyi rock era 1980 an yang masih banyak penggemar hingga saat ini.
Dijelaskan Ikang, selain menyukai perumahan berbasis transportasi massal, generasi milenial juga semakin peduli dengan isu lingkungan. Terlebih pasca pandemi, penerapan green development atau sustainable development di kawasan perumahan makin diminati. Hal itu dipahami betul oleh pengembang sebagai kebutuhan pasar.
Jika sebelumnya konsumen mencari rumah lebih memerhatikan aspek keindahan, keamanan dan kenyamanan, maka sekarang konsumen justru mengedepankan kesehatan mereka terutama soal pencahayaan dan kualitas udara, pengelolaan air bersih serta lingkungan yang sehat.
“Isu eco green living sudah jadi tren dunia, pengembang tidak bisa menghindar dari tuntutan pasar ini, sehingga harus sudah concern terhadap lingkungan termasuk ruang terbuka hijau dan air bersih,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Mohammad Solikin, mengatakan pihaknya mendorong upaya perumahan mindset para milenial dimana mereka lebih memilih menginvestasikan dana mereka untuk hal-hal yang sifatnya bukan investasi.
“Kita harus coba merubah mindset mereka para milenial, jika mereka membeli rumah, begitu akad kredit atau cash besoknya nilai investasinya naik, sementara kalau kita beli mobil itu penyusutan,” ujarnya.
Sedangkan M. Gali Ade Nofran yang merupakan pengembang dari Stelar Property menyoroti insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) atau bebas PPN rumah untuk sektor perumahan. Menurutnya kebijakan yg kembali diberlakukan akan mendorong pertumbuhan industri properti tanah air.
“Ada discount 11 persen akan membantu konsumen 5 impian, PPNDPT akan membuat market menjadi dinamis dan menarik investasi serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan,” pungkas Nofran.
Berita Ini Merupakan Kerja Sama Antara Rooma21.com Dengan Property And Bank/Jurnalis Group
Sumber : Pengembang Catat Ini ! Kalangan Milenial Lebih Suka Green Property