Open Listing dan Eksklusif Listing dalam Brokerage Properti: Apa Perbedaannya?
Dalam dunia brokerage properti, istilah “Eksklusif Listing” dan “Open Listing” memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara penjualan dan manajemen properti. Mari kita telaah perbedaan antara keduanya untuk memahami strategi yang tepat dalam pemasaran properti.
Eksklusif Listing:
- Hanya Agen Tertentu yang Berhak Memasarkan: Dalam Exclusive Listing, hanya satu agen properti yang ditunjuk yang memiliki hak untuk memasarkan properti tersebut. Pemilik properti memberikan eksklusivitas kepada satu agen.
- Listing Tidak Diberikan ke Beberapa Agen: Pemilik properti tidak memberikan listing kepada beberapa agen sekaligus, melainkan hanya kepada satu agen yang ditunjuk. Hal ini menciptakan fokus dan dedikasi penuh dari agen tersebut.
- Kecipratan Komisi: Agen properti yang berhasil menjual listing exclusive akan mendapatkan komisi. Ini menciptakan insentif yang kuat bagi agen untuk mencapai penjualan, karena komisi sepenuhnya menjadi milik agen tersebut.
- Potensi Keuntungan Lebih Besar: Berdasarkan kepuasan pelanggan, pemilik properti mungkin mendapatkan keuntungan finansial yang lebih besar dibandingkan dengan listing open. Fokus eksklusif dari agen dapat menciptakan pengalaman penjualan yang lebih personal.
Baca Juga : Anies Sebut KPR singkatan dari “Kapan Punya Rumah”
Open Listing:
- Listing Terbuka untuk Semua Agen: Dalam Open Listing, semua agen properti berhak untuk menjual listing properti tersebut. Properti dapat diakses oleh berbagai agen, memperluas jangkauan pemasaran.
- Listing Diberikan ke Beberapa Agen: Pemilik properti memberikan listing kepada beberapa agen sekaligus, tanpa adanya kesepakatan eksklusif. Ini memberikan fleksibilitas pemilik untuk mencari pembeli melalui berbagai kanal.
- Tidak Ada Kesepakatan Waktu: Tidak ada kesepakatan waktu yang mengikat antara pemilik dan broker dalam Open Listing. Properti tetap terbuka untuk penjualan hingga kesepakatan dicapai.
- Pemilik Bisa Juga Menjual Sendiri: Dalam kasus Open Listing, pemilik properti juga memiliki opsi untuk menjual properti sendiri tanpa melibatkan agen. Hal ini memberikan kontrol lebih besar kepada pemilik dalam proses penjualan.
- Perdebatan Mengenai Efektivitas: Terdapat argumen bahwa listing eksklusif akan lebih diperhatikan dan mungkin lebih cepat laku, sementara listing open mungkin memerlukan waktu lebih lama atau bahkan mungkin tidak laku. Faktor-faktor seperti jumlah kamar mandi, garasi, carport, alamat, harga, dan nomor telepon juga perlu dipertimbangkan.
Dalam menentukan strategi yang tepat untuk menjual properti, sangat penting untuk mempertimbangkan keuntungan yang dihasilkan dari listing eksklusif dan apakah Anda bersedia untuk menjual properti sendiri atau mengandalkan agen properti. Selain itu, hubungan yang Anda bangun dengan agen properti yang akan menjual listing Anda juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan.
Pada sesi Lunch Break terbaru di channel YouTube Rooma21, Bro Dy menjelaskan secara mendalam tentang strategi efektif agar properti cepat laku. Dalam konteks pasca pandemi, perubahan perilaku pembeli properti di Indonesia menjadi sorotan, dengan peningkatan first buyer dan user.
Bro Dy menyoroti bahwa broker properti sukses tidak hanya fokus pada penjualan properti sekunder, tetapi juga mampu memasarkan properti primer. Menariknya, sebagian besar broker sukses adalah merek lokal, menunjukkan bahwa keberhasilan mereka tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga global.
Ketika membahas perbedaan antara open listing (terbuka) dan exclusive listing, Bro Dy memberikan wawasan mendalam tentang keuntungan dan tantangan masing-masing. Open listing memungkinkan properti lebih cepat dikenal oleh calon pembeli, tetapi menimbulkan tantangan dalam manajemen komunikasi dengan berbagai broker yang terlibat.
Di sisi lain, exclusive listing melibatkan satu broker untuk mengelola seluruh penjualan properti, membawa keuntungan dalam