ROOMA21TV-PROPERTYCHANNEL – Harga Rumah Masih Naik Walau Penjualanya Terkontraksi
Mengungkap Realita Pasar Properti Pasca Pandemi: Analisis dan Tips
Bro DY selalu memberikan saran untuk membeli properti pada saat yang tepat, tetapi apakah kita benar-benar tahu kapan waktu yang tepat? Apa saja tips dan trik yang perlu diperhatikan? Mari kita bahas bersama.
Pertama-tama, kita perlu menyadari bahwa harga properti di Jakarta sangat tinggi. Orang selalu mengatakan, “Time to buy,” tetapi apakah benar begitu? Menurut riset kami, harga rumah di Jakarta sudah sangat mahal dan tidak terjangkau sehingga orang-orang kini lebih memilih membeli rumah di luar Jakarta.
Namun, bagaimana kondisi pasar properti saat ini? Menurut survei harga properti residensial yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Juni 2023, terjadi kenaikan harga properti. Meskipun kenaikannya lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, penjualan properti residensial malah mengalami kontraksi.
Penting untuk dicatat bahwa penurunan penjualan ini tidak disertai dengan turunnya harga properti. Sebaliknya, harga properti terus naik, namun penjualannya tidak meningkat sesuai harapan. Kontraksi penjualan terutama terjadi pada rumah tipe kecil.
Baca Juga : Desain Denah Rumah Sesuai Feng Shui, Dipercaya Bawa Hoki
Beberapa faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini adalah perizinan yang masih menjadi hambatan, suku bunga KPR yang mulai naik setelah relaksasi selama masa pandemi, dan uang muka yang menjadi faktor penekan pembelian.
Terlepas dari regulasi yang memungkinkan pembiayaan hingga 100%, ternyata bank-bank masih mensyaratkan uang muka. Meskipun ada relaksasi peraturan terkait loan to value (LTV), hal ini tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh Perbankan, yang masih mensyaratkan adanya uang muka (DP), persyaratan DP tersebut oleh developer diberikan subsidi uang muka, sehingga membuat harga properti menjadi lebih mahal bagi konsumen.
Dalam konteks ini, penjualan properti residensial, terutama rumah baru, mengalami kontraksi signifikan. Rumah tipe kecil mengalami kontraksi penjualan sebesar 15,8%, sementara tipe besar mengalami kenaikan 15,11% pada kuartal terakhir.
Satu lagi faktor yang mungkin mempengaruhi penurunan penjualan adalah hilangnya insentif pajak yang diberikan pemerintah tahun sebelumnya. Meskipun PPN yang ditanggung pemerintah sudah tidak berlaku, diharapkan pemerintah akan memberikan kembali insentif PPN, untuk kembali menaikan penjualan properti.
Baca Juga : Mengenal Rumah Open Space, Kelebihan dan Kekuranganya
Meskipun pasar properti mengalami kontraksi, ada harapan bahwa konsumen, terutama generasi milenial, tetap mempertimbangkan pembelian properti. Meskipun lokasinya mungkin lebih jauh, namun dengan perkembangan transportasi seperti LRT dan MRT, jarak sebenarnya tidak lagi menjadi hambatan.
Terakhir, penting bagi calon pembeli untuk tetap waspada dan memahami kondisi pasar sebelum mengambil keputusan pembelian properti. Terus pantau informasi dan tips di saluran YouTube Roma 21 agar tetap update dengan perkembangan terbaru di dunia properti.