HousingEstate, Jakarta – Branding dan Tebar Promo
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mengharuskan kita semua melakukan isolasi di rumah untuk memutus penyebaran virus ini yang sangat cepat antar manusia. Kegiatan bekerja hingga anak-anak bersekolah yang dilakukan dari rumah telah menghentikan aktivitas perekonomian dan hanya sektor-sekor tertentu yang masih berjalan.
Hal ini juga berlaku untuk sektor properti dengan kalangan pengembang menutup kantor-kantor marketingnya dan hanya melakukan pertemuan dengan calon konsumen dengan sangat terbatas. Tentunya hal ini membuat bisnis properti kembali terpukul akibat berkurangnya penjualan. Potensi pasar sektor properti sendiri masih sangat besar, namun pandemi ini membuat pasar kembali wait and see dan menunda belanja-belanja yang tidak prioritas termasuk properti.
Menurut Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia, sebuah perusahaan riset, konsultansi, dan manajemen properti, situasi ini bagi kalangan pengembang justru harus memperkuat branding maupun meningkatkan promosi produknya khususnya melalui beberapa canel online.
“Karena situasi yang membuat sales maupun kegiatan konstruksi terhenti, sekarang justru saat yang paling tepat untuk melakukan branding dan berpromosi. Keberadaan teknologi ini harus diaplikasikan untuk terus meningkatkan value dari produk yang dipasarkan mumpung developer sekarang lagi banyak waktu luang dari berhentinya kegiatan sales dan konstruksi, fokus saja dulu pada branding karena situasinya memang lagi sulit untuk bermanuver,” ujarnya kepada housingestate.id, Rabu (8/4).
Dari sisi konsumen, jelas Ferry, situasi saat ini juga lebih baik karena harga properti secara umum sudah terkoreksi sejak beberapa tahun terakhir dan itu akan semakin bertambah dengan situasi wabah Covid-19. Patokan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sejak akhir tahun lalu juga sudah sangat rendah sehingga sekarang justru saat yang sangat baik untuk konsumen membeli.
Bila tidak ada wabah Covid-19, Ferry memastikan saat ini akan banyak yang berbondong-bondong untuk membeli properti. Hanya saja Covid-19 membuat orang menunggu selain lebih memprioritaskan situasi kesehatannya. Masyarakat juga akan lebih fokus untuk operasional kehidupan sehari-hari saat harus mengkarantina bersama keluarganya di rumah.
“Prediksi kami sebelum ada wabah ini, tahun 2020 itu titik terendahnya sektor properti dan setelah itu akan ada kenaikan di hampir seluruh sektor. Tapi dengan wabah ini titik terendah itu sepertinya akan bergeser lebih panjang lagi. Kemarin saja situasinya sudah sangat berpihak untuk konsumen, sekarang situasi itu menjadi lebih menguntungkan lagi untuk konsumen. Makanya developer harus tetap branding dan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan transaksi tanpa harus ada pertemuan,” bebernya.