Titip Jual Properti di sini

Beli Rumah Makin Mustahil? Potret Tren Properti 2025 yang Bikin Milenial dan Gen Z Putar Otak

  Beli Rumah  Rooma21com

Rooma21.com, Jakarta – Harga rumah 2025 – Punya rumah sendiri masih menjadi impian terbesar bagi banyak orang di Indonesia. Namun, di pertengahan tahun 2025 ini, diskusi di media sosial dan forum internet seolah menyuarakan satu kegelisahan yang sama: mimpi itu terasa semakin jauh, terutama bagi generasi Milenial dan Gen Z.

Harga yang terus meroket sementara kenaikan gaji terasa lambat menjadi jurang pemisah yang kian lebar. Lantas, apa saja tren yang sebenarnya sedang terjadi di dunia properti dan bagaimana generasi muda menyikapinya? Mari kita bedah satu per satu.

Beli Rumah | Harga Rumah 2025

1. “Harga Rumah 2025 Nggak Ngotak”: Realita di Kota Besar

Isu utama yang tak pernah lekang dari perbincangan adalah harga properti yang kian tidak terjangkau. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), Surabaya, atau Bali, harga rumah tapak dengan lokasi strategis sudah menyentuh angka miliaran rupiah.

“Gaji UMR cuma buat nonton harga rumah naik,” begitu kelakar satir yang sering muncul di internet. Fenomena ini didorong oleh beberapa faktor:

  • Inflasi dan Kenaikan Biaya Material: Biaya bahan bangunan terus menanjak pasca-pandemi.
  • Kelangkaan Lahan: Lahan di pusat kota semakin terbatas dan menjadi komoditas premium.
  • Investasi: Properti masih dianggap sebagai salah satu instrumen investasi paling aman, yang ikut mendorong kenaikan harga.

Akibatnya, banyak pencari rumah pertama harus mengubur mimpi memiliki hunian di pusat kota dan mulai melirik opsi lain.

Baca Juga : KPR Belum Lunas & Debitur Meninggal? Langkah Langkah Menutup KPR

2. Kebangkitan Hunian Alternatif: TOD dan Rumah Mikro

Ketika rumah tapak di lokasi premium tak terjangkau, pasar merespons dengan solusi kreatif yang kini menjadi tren panas.

  • Transit-Oriented Development (TOD): Konsep hunian yang terintegrasi langsung dengan transportasi publik massal (KRL, MRT, LRT) sedang naik daun. Apartemen atau rumah di kawasan TOD menjadi primadona karena menawarkan solusi atas dua masalah utama kaum urban: harga hunian dan biaya transportasi. Dengan tinggal di TOD, mobilitas menjadi lebih mudah dan murah, sebuah kompensasi yang menarik bagi banyak pekerja muda.
  • Rumah “Tumbuh” dan Hunian Mikro: Developer kini gencar menawarkan rumah dengan luas bangunan lebih kecil (tipe 36 ke bawah) atau apartemen studio. Konsep “rumah tumbuh”—membeli rumah kecil di lahan yang cukup luas untuk renovasi di masa depan—juga kembali populer. Ini adalah strategi “injak pintu” (foot in the door), yang penting punya aset properti dulu, urusan pengembangan bisa menyusul.

3. “Menepi” ke Pinggiran: Tren Baru Para Pencari Ketenangan

Beli Rumah | Harga Rumah 2025

Jika dulu bekerja harus di pusat kota, tren kerja hybrid dan remote yang masih bertahan memberikan fleksibilitas baru. Ini memicu sebuah pergeseran demografis yang signifikan: perpindahan ke kota-kota penyangga (suburban) yang lebih jauh.

Kawasan seperti Sentul, Parung Panjang, Cikarang, hingga Karawang kini menjadi incaran. Alasannya jelas: dengan harga yang sama untuk sebuah apartemen kecil di Jakarta, mereka bisa mendapatkan rumah tapak dengan halaman yang lebih luas di pinggiran. Kualitas hidup, udara yang lebih bersih, dan lingkungan yang lebih tenang menjadi nilai jual utama yang dibicarakan di berbagai komunitas online.

4. KPR dan Suku Bunga: “Musuh dalam Selimut”

Membeli properti hampir selalu identik dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Namun, isu suku bunga yang fluktuatif menjadi momok menakutkan. Banyak anak muda yang mengaku cemas terikat komitmen cicilan selama 15-25 tahun dengan ketidakpastian ekonomi.

Diskusi di internet pun ramai membahas strategi menyiasati KPR, mulai dari mencari promo KPR dengan bunga fixed lebih lama, hingga menimbang opsi KPR syariah yang dianggap menawarkan angsuran lebih stabil. Edukasi finansial untuk simulasi KPR dan kemampuan bayar menjadi konten yang sangat dicari.

Glamor

Subscribe Untuk Tetap Update Artikel Terbaru!

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

Arsitektur

Hunian

Gardening

Slow Living

Featured Listing

Recommended Listing