Propertynbank.com – Insentif PPN DTP memang masih bergulir, namun tampaknya pergerakan transaksi di pasar kondominium masih belum agresif. Meski 17% dari pasokan kondominium di Jakarta saat ini memberlakukan kebijakan PPN DTP.
Pelemahan pasar juga tercermin dari 31% proyek kondominium baru yang menunda pembangunannya. Hal ini dilakukan karena pengembang menilai kondisi pasar kondominium belum cukup stabil.
Meski demikian, akhir tahun 2024 ditandai dengan 6.538 unit baru dari 11 proyek yang masuk pasar, jumlah yang terbilang cukup besar jika dibandingkan dengan unit baru yang masuk pasar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga : Knight Frank Prediksi Sektor Properti Tahun 2025 Masih Penuh Tantangan
“Di tengah tantangan yang terus berlanjut, terdapat tren permintaan yang positif pada kondominium yang berada di sekitar lokasi transit/TOD, yang memiliki peningkatan penjualan 3%-7% lebih tinggi dari kondominium pada umumnya (yoy). Diikuti dengan pertumbuhan harga yang positif dari tahun sebelumnya,” ujar Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, dalam paparannya saat Press Conference Jakarta Property Highlight H2 2024, Kamis (13/2).
Pasokan Kondominium
Kondisi pasar kondominium di Jakarta pada paruh kedua tahun 2024,antara lain adalah pasokan bertambah menjadi 247.061 unit, dengan selesainya 11 proyek baru. Total stok baru yang masuk di sepanjang tahun 2024, tercatat 7.357 unit. Sedangkan tingkat penjualan kumulatif berada di angka 95,65%.
“Penjualan kondominium tertinggi terjadi di segmen middle (67% dari total penjualan). Secara umum, rerata harga jual pada unit baru menguat 6,9% (yoy). Rerata penjualan stok baru stabil di angka 55%, di tengah 5.406 unit yang tengah dipasarkan saat ini,” ungkap Syarifah.
Sementara Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, menambahkan, kondisi transaksi pasar kondominium di 2H24 yang cenderung masih lemah, menyebabkan kondisi stagnan harus berlanjut.
Baca Juga : Knight Frank Rilis Panduan Berinvestasi Di Indonesia
“Tantangan juga tercermin dari penurunan jumlah stok kondominium baru. Sebagai prime mover, sektor residensial di perkotaan diprediksi akan terus tumbuh mengisi wilayah yang aksesibel terhadap infrastruktur transportasi berbasis rel,” tegasnya.
Apartemen Sewa di CBD Perlahan Membaik
Sektor apartemen sewa menjadi salah satu sektor yang terus konsisten mengalami peningkatan dan membaik, meski perlahan. Namun, selepas tahun ini, stok apartemen sewa kemungkinan belum akan bertambah dalam waktu dekat.
Syarifah mengatakan, performa apartemen sewa memang erat kaitannya dengan aktivitas bisnis, baik international maupun nasional. Pada sebagian besar proyek, tercatat hunian apartemen sewa dihuni oleh WNA, diantaranya berasal dari Jepang, Korea, Tiongkok, Vietnam, Timur Tengah, dan Eropa.
Baca Juga : Knight Frank Indonesia Sebut PPN DTP Bantu Konsumen Untungkan Pengembang
Menurut Syarifah, saat ini, pasokan pasar hunian sewa premium untuk ekspatriat, baik kompleks low-rise apartemen/apartemen berskala kecil dan rumah tapak baru masih sangat terbatas, khususnya di lokasi strategis Jakarta Selatan. Sebagai contoh di daerah Cilandak, Jakarta Selatan, Executive Paradise dan Astoria Residence merupakan salah satu kompleks apartemen dan rumah tapak premium terbesar di Jakarta yang memiliki segmen pasar spesifik.
“Umumnya disewakan untuk ekspatriat dari Eropa, dengan fasilitas 24/7 keamanan/security, gated compound, lingkungan yang nyaman, asri, dan eksklusif. Ekspatriat dan korporasi menjadi tenant utama dalam apartemen sewa, meskipun sejak pandemi, variasi tenant mulai diwarnai dengan hunian yang bersifat short-term dari pasar domestik,” jelas Syarifah.
Secara umum, sektor apartemen sewa saat ini total pasokan bertambah menjadi 10.050 unit, tercatat tambahan 148 unit dari 1 proyek baru. Rerata tingkat penyewaan terus meningkat meski masih perlahan, yaitu sekitar 65,73%. Rerata harga sewa mengalami perbaikan, diindikasikan melalui rerata peningkatan harga sebesar3,8% (yoy).
Baca Juga : Knight Frank Prediksi Pertumbuhan Properti di Tahun 2024 Tetap Positif
“Pasokan tambahan sepanjang tahun 2024 sekitar 328 unit. Tercatat 601 unit baru akan masuk ke pasar di tahun ini. Sekitar 50% project baru menyatakan menunda proses pemasaran dan pembangunannya,” jelas Syarifah.
Willson Kalip menyebutkan bahwa sejalan dengan hasil PropertyOutlook 2025, bahwa kondisi pasar apartemen sewa diprediksi akan terus membaik dan stabil. Performa apartemen sewa tidak terlepas dari keberadaan Ekspatriat sebagai tenant utama, untuk itu pengembang/pengelola perlu memahami preferensi ekspatriat dalam memilih hunian, diantaranya akses lokasi yang dekat dengan jaringan jalan tol, kluster perkantoran, sekolah internasional, entertainment hub dan rumah sakit.
Sumber : Permintaan Kondominium Dekat TOD Meningkat, Apartemen Sewa Di CBD Membaik