Propertynbank.com – Agung Intiland merupakan pengembang kawasan industri dan pergudangan terpadu di utara Jakarta, dengan melakukan inovasi baru seiring perkembangan dan tren pasar. Proyek Laksana Business Park yang dikembangkan Agung Intiland, proyek perdana dan terbesar dari pengembang ini, menjadi pilihan terbaik untuk mengembangkan bisnis e-commerce dan usaha lainnya.
Lokasinya dekat dari Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, serta ditunjang dengan rencana infrastruktur dan tol, membuat Laksana Business Park -proyek perdana dan terbesar dari pengembang- menjadi pilihan terbaik untuk mengembangkan bisnis e-commerce dan usaha lainnya.
Direktur Utama Agung Intiland, Paberd Leonard Hutagaol mengatakan, pertumbuhan e-commerce Tanah Air terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Mengutip laporan e-Conomy SEA 2024, dirinya menyebutkan bahwa bisnis ini menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital Indonesia, dengan estimasi mencapai 65 miliar dolar AS (sekitar Rp1.026,1 triliun) pada tahun 2024.
“Tren terkini menunjukkan bahwa pelaku industri semakin punya banyak preferensi dalam mengincar unit gudang. Paling banyak dibutuhkan adalah konsep multifungsi guna meningkatkan efisiensi operasional. Sejak berdiri dari 2015, kami mengembangkan proyek komersial seperti gudang yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem bisnis terintegrasi,” ujar Paberd dalam keterangannya, Jumat (11/4).
Menurut Paberd, kebutuhan terhadap bisnis ini semakin masif sehingga pihaknya meluncurkan cluster gudang terbaru di Laksana Business Park yakni Luxima Bizhub dengan konsep Gudang 4 in 1. Dimana konsep ruang multifungsi menjadikan hunian, kerja, dan berjualan bisa dilakukan di dalam 1 atap yang sama.
Baca Juga : Kawasan Industri Intiland Berkontribusi Rp567 miliar Pada Pendapatan Tahun 2024
“Luxima Bizhub bertujuan meningkatkan efisiensi dari waktu dan biaya, karena bisa mengurangi kebutuhan untuk berpindah antara kantor dan rumah. Tentunya sangat ideal untuk pengusaha awal (startup) dan menengah, mengingat harganya sangat terjangkau mulai Rp1,9 miliar,” terang Paberd.
Agung Intiland memiliki lahan seluas 1.200 hektare, yang menjadikan Laksana Business Park sebagai kawasan industri dan pergudangan terbesar di sisi utara Kabupaten Tangerang dan sisi barat Jakarta. Kawasan industri inipun telah mengantongi Perizinan Berusaha Risiko Kawasan Industri dan telah terdaftar di Kemenperin, sehingga mumpuni untuk mengakomodir industri berat.
“Di area seluas 1.200 hektare ini, kami menghadirkan beberapa proyek pengembangan diantaranya Laksana Business Park 1 yang kavling industrinya telah sold out 100%, dan kavling industri di Laksana Business Park 2 yang juga sudah ludes 90% sejak diluncurkan di awal tahun 2022,” Paberd menambahkan.
Komitmen Agung Intiland Terhadap Keberlanjutan
Sebagai informasi, Agung Intiland berdiri pada tahun 2015, dan sejak saat itu pengembang selalu menganut strategi pengembangan yang selaras dengan Rencana Induk Pembangunan Nasional. Langkah tersebut diambil sebagai cerminan optimisme perusahaan dalam mewujudkan visi sebagai pengembang kawasan industri dan properti berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga : Didominasi Sektor Kendaraan Listrik, Kinerja Kawasan Industri Positif
“Dengan lokasi yang sangat strategis, ke depannya Agung Intiland juga akan membangun fasilitas hunian, komersil, pendidikan, kesehatan, dan penunjang lain yang akan mengakomodir semua kegiatan dalam satu kawasan. Sehingga nantinya ini akan menjadi kota mandiri yang memiliki konsep one-stop living. Kami sangat optimistis, produk-produk yang kami tawarkan ke para konsumen akan memberi impact dan benefit yang positif,” kata Paberd.
Tidak hanya berupaya menghadirkan nilai ekonomi yang optimal bagi para pemangku kepentingan, Paberd menyebut pihaknya juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial. “Sebagai bagian dari visi besar untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing tinggi, kami turut mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2% pada tahun 2025 melalui inovasi berkelanjutan dan strategi bisnis yang inklusif,” pungka Paberd.
Sumber : Bidik Bisnis E-commerce, Agung Intiland Kembangkan Kawasan Industri Seluas 1.200 Ha