



RoomA21.com,Jakarta – Bicara soal bisnis properti, setidaknya memasuki tahun 2022 ada 3 sektor dari 6 sektor properti yang akan jadi trigger kebangkitan. Dimana ketiga sektor yang akan menjadi awal kebangkitan sektor properti Residential ( Perumahan), Logistik ( Pergudangan ) dan Ritel ( bisa modern atau tradisional market ) .
Dengan melihat 3 sektor dari 6 sektor properti yang ada seperti Sektor Apartemen/Condominium, Perkantoran, Kawasan Industri, Perhotelan dan Restaurant. Memang peningkatan yang ada pada Sektor Residential, Pergudangan dan Ritel sangat tepat. Karena ketiga sektor tersebut terkait dengan kondisi yang saat ini sedang berkembang. Salah satu bisnis yang sedang naik daun adalah industri yang berbasis teknologi.
Berkaca dari kondisi itulah, tidak heran jika 3 sektor properti yang akan menjadi trigger dalam peningkatan sektor properti adalah tepat. Kita bisa lihat dasar yang mengakibatkan ke 3 sektor tersebut bisa naik lebih awal :


- Residential
Jelas selama masih ada manusia di muka bumi maka kebutuhan rumah tidak akan pernah habis. Terlebih saat ini setelah kondisi pandemi covid, orang atau keluarga lebih prefer untuk mendapatkan hunian yang bisa meningkatkan kualitas hidup kita sebagai manusia. Itulah kenapa, hunian yang banyak di cari adalah hunian yang bersifat integrasi dengan alam luas yang hijau serta hunian yang dekat dengan jaringan transportasi nasional.
- Logistik ( Pergudangan )
Bisa di katakan sejak pandemi covid berlangsung, industri yang semakin maju dan berkembang adalah logistik. Bukan hanya karena orang lebih banyak akhirnya berkirim sesuatu melalui agen logistik. Juga karena pesatnya transaksi yang berhubungan dengan ritel online, sehingga mereka membutuhkan pergudangan di beberapa lokasi untuk mendekatkan dengan konsumen mereka.
- Ritel ( Baik ritel modern dan tradisional )
Sebenarnya selama pandemi bukan artinya ritel menurun. Tetapi justru kondisinya ada perubahan karakter dari ritel modern ( mall mall atau pusat belanja ) menjadi ritel yang sifatnya jualan online. ( ritel dengan menggunakan teknologi )
Pendapat Beberapa Konsultan Properti terhadap Kondisi Properti tahun 2022


Dari beberapa pendapat yang bisa kita rangkum, pada akhirnya kita bisa dapatkan beberapa pendapat dari konsultan properti yang ada di tahun 2022. Berdasarkan beberapa pendapat yang disampaikan konsultan properti kita pada akhirnya bisa menentukan modal dan model dari bisnis properti yang akan mulai berkibar kembali pada tahun 2022 :
- Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Reseach,
Dari survey yang dilakukan oleh Knight Frank selaku konsultan properti bisa di jelaskan bahwa mereka memperkirakan adanya 3 komponen yang akan naik terlebih dahulu : Sektor Residential, Industri Logistik dan Retail. Kondisi itupun di perkuat dengan kondisi yang ada di Asia Pasifik dengan menunjukkan kondisi peningkatan sebesar 26% pada sektor properti komersialnya.
- James Allan, Country Head JLL Indonesia
Berdasarkan kondisi dan hasil survey yang telah di lakukan oleh JLL Indonesia juga menunjukkan bahwa sektor Logistik, Pusat Data ( Data Centre), dan Rumah Tapak. Ke-3 sektor itulah yang akan menjadi sektor pembuka pertumbuhan properti yang ada di tahun 2022. Sehingga ke-3 sektor itulah yang akan bisa jadi trigger untuk menarik investor lokal dan luar negeri untuk kembali membeli unit properti yang ada di Indonesia.
- Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia
Menurut Yunus, justru menyorotinya mengenai peningkatan pembelian unit properti yang terjadi karena adanya Insentif PPN DTP yang di berikan oleh Pemerintah terkait. Dampak positif yang di perhatikan olehnya adalah bahwa terjadi peningkatan pembelian unit rumah yang konsepnya adalah TOD.


Sektor Residential Selalu Naik Karena di Dukung dengan Beberapa Kondisi
Terkait adanya peningkatan atau tumbuhnya sektor residential dalam memasuki tahun 2022. Memang kondisi itu bisa di lihat dari beberapa kondisi yang secara nyata memberikan satu kondisi bahwa sektor residential memang mengalami peningkatan terus :


- Secara kumulatif bisa di jelaskan, bahwa terjadi penambahan lauching jumlah rumah tapak secara nasional sebesar 6.800/m2. Dimana dari kondisi tersebut kita bisa katakan terjadi pula peningkatan penjualan unit rumah sebesar 89% dari tahun 2020 yang waktu itu levelnya berada di angka 72%.
- Produk-produk perumahan baru yang di keluarkan oleh developer masih terus di buru oleh konsumen atau investor yang sedang mencari rumah untuk di huni atau sebagai investasi. Hal itu juga di dukung dengan adanya insentif PPN DTP yang diberikan oleh pemerintah terkait pembelian rumah tapak dan rumah susun.
- Yang menarik justru kisaran harga rumah yang banyak di minati konsumen atau investor pada saat pandemi atau tahun 2020/2021. Justru kisaran harga yang ada di angka Rp1,3 miliar yang banyak di minati oleh konsumen. Tercatat di periode semester II/2021 permintaan untuk rumah tapak di angkar Rp 1,3 miliaran sebanyak 70%.
- Terkait dengan meningkatnya permintaan dan penjualan rumah juga di dasarkan dari kondisi yang berhubungan dengan kemudahan dalam pembelian unit rumahnya. Dari mulai program yang diberikan oleh Pengembang seperti adanya promosi pembelian unit rumah, penawaran cara bayar yang fleksible serta beberapa kemudahan yang menjadikan rumah tapak menjadi salah satu sektor yang cukup bagus peningkatannya di banding sektor properti lainnya.
- Hal lain yang bisa di katakan cukup bagus adalah mulai sadarnya konsumen dan lebih memilih unit rumah dari pengembang yang memiliki reputasi bagus, pengembang yang memiliki komitmen bagus, atau pengembang yang menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang cukup bagus. Faktor itu yang mendominasi konsumen dalam memilih unit rumah untuk di belinya.